film memang bersuara, tapi agak jarang yg bermakna. film berkata dan lebih jarang berbicara dengan sribu bahasa. ketika melihatnya secara benar, menontonnya secara seksama barulah mungkin mengerti bahwa ia pun berbicara tentang apa yg sebenarny ingin kita bicarakan dr lama.
lihat saja film GIE ku yg kini entah dimana, bernyawa dengan sosok SOE HOK GIE- nya menjabarkan indonesia zaman dulu, zaman mahasiswa yg mulai berbicara dan bertindak atas nama bangsa serta tak luput dr beberapa idealisme.
lalu film ARISAN yg hingga kini blm aku punya, berhasil menggambarkan ketertutupan tirai kaum kapitalis kaum modern dengan segala tindak tanduknya.
fim BERBAGI SUAMI yg ketika pertama kali menontonnya bersama teman2 aksel 70 aku bergidik dan siap menangis, sungguh pemandangan realita yg diungkap dgn seni yg sangat mengena. siapa sangka aku bisa mengetahui dunia seperti itu ketika masih menjadi ank sekolah baik2 yg blm mengerti arti kerasnya dunia, sangat terpana.
kemudian ada jg film DENIAS yg membuatku semakin rajin sekolah dan bercita2 tinggi untuk tetap mencicipi nikmatnya bangku kelas kuliah, kondisi yg tidak ditakuti oleh seorang bocah unt terus menuruti niat tulus hati dan terus maju demi ibundanya di surga sana.sebuah kisah nyata yg menyentuh.
serta fim LASKAR PELANGI yg begitu byk mendapat penghargaan melalui novel karya pemeran utama, antara belajar usaha pengorbanan dan sahabat yg tersaji manis. penontonnya mengagumi kecerdasan lintang, menikmati suara mahar, serta membanggai ikal alias Andrea Hirata itu sendiri.
semua membuatku terkesima, menyatakan bahwa "FILM BERBICARA", akan KONDISI REALITA USAHA PENGORBANAN serta SEMANGAT KEHIDUPAN.